Liburan kali ini saya dan kawan-kawan merencanakan untuk hiking ke Gunung Guntur. Gunung Guntur berada di wilayah Cipanas Garut - Jawa Barat, dengan ketinggian 2.249 mdpl (meter diatas permukaan laut). Guntur Guntur termasuk gunung berapi.
Awal perjalanan di mulai dari cipanas, dari sana naik mobil truck pengangkut pasir sampai kaki gunung. Diperjalanan siguhi dengan pemandangan yang eksotik dengan alam yang gersang. Saya salut kepada sopir truck, jalan off road menggunakan truck. Hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi saya dan kawan-kawan. Akhirnya truck itu berhenti dan kami pun turun untuk melanjutkan perjalanan. Baru jalan kaki sebentar saja sudah lelah bercucuran keringat, dikarenakan tanah yang gersang dan panasnya terik matahari. Belum jauh kami berjalan kaki ternyata ada truck lagi yang ke atas, akhirnya tidak jalan kaki lagi. Tapi tidak lama kemudian sampai juga di akhir tempat pertambangan pasir, setelah dimanja oleh truck pengangkut pasir, mau tidak mau kami harus melanjutkaan perjalanan dengan berjalan kaki.
Perjalan menuju puncak dengan cuaca yang sangat cerah membuat semangat tinggi walaupun panasnya terik matahari dan debu pasir menggoda semangat. Kami melakukan perjalanan tidak mengikuti jalur semestinya, karena kami menganggap itu terlalu jauh. Ke unikan di Gunung Guntur ini yaitu di punggung gunung ini bukan di penuhi dengan pepohonan besar tapi dipenuhi dengan rumput ilalang yang tinggi-tinggi dan kering, makanya Gunung Guntur kalau di lihat dari jauh seperti gurun pasir. Untuk teman-teman yang mau mendaki Gunung Guntur saya rekomendasikan untuk memakai masker dan baju panjang. Soalnya rumput ilalang yang berdebu dan tajam bisa melukai kulit. Tanda semakin dekat dengan puncak yaitu dengan tanda rumput ilalangnya yang semakin pendek dan jarang. Akhirnya kami bisa melewati jalan yang terjal dan licin itu memakan waktu kurang lebih 7 jam untuk bisa membuat camp, berangkat jam 3 sore sampai jam 10an malam. Perjalan yang panjang pun tidak terasa karena diperjalanan kami selalu bercandaDipuncak ternyata kami tidak sendirian tapi ada grup lain. Kami tidak langsung istirahat tapi bergegas membuat tenda dan api ungun, setelah itu baru makan dan tidur. Saya bersama dua kawan saya kebagian jaga malam sip pertama jadi begadang dulu sambil menikmati malam di gunung Guntur disuguhi dengan bulan purnama yang merah. Oh iya, tanah yang dijadikan camp saya itu sangat hangat, tidak perlu pake jaket tebal. Mungkin panas bumi karena Gunung Guntur ini termasuk gunung berapi.
Karena kami tidak ngcamp di puncak, jadi jam 5 pagi kami pergi ke puncak yang tidak jauh dari tempat camp. Waahhh!!.. Keindahan mentari pagi dan putihnya awan mengobati rasa lelah, tak lupa juga dokumentasi buat kenang-kenangan. Bahkan kamera pun tidak bisa mewakili keindahan pemandangan alam di Gunung Guntur. Ceritanya belum sampai disini, ternyata dibalik puncak ada puncak lagi dan ada puncak lagi sampai 5 puncak. Kami pun penasaran dengan puncaknya yang banyak, maka kami lanjut lagi perjalanannya. Perjalanan kami menuju puncak selanjutnya terbilang nekad juga karena cuman membawa air setengah botol yang isinya 1 liter. Mau balik lagi ke tenda jauh, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tapi salah seorang dianatra kami ada yang tidak ikut. Jadi kami pergi 4 orang.
Ternyata yang mendaki puncak selanjutnya bukan cuma kami tapi ada grup lain, mereka berjumlah 3 orang, jadi semuanya 7 orang bersama kami. Sapa menyapa dan obrolan ringan menjadi teman diperjalan kami. Semakin menuju puncak selanjutnya semakin indah pemandangannya. Dan akhinya kami bisa mendaki semua puncak. Sepanjang jalan saya takjub dengan ke indahan alam Gunung Guntur. Maka tidak salah ada kata-kata "Salah satu cara terbaik untuk mengenal Tuhan adalah mengenal alam". Meski masih ingin berlama-lama di puncak tapi kami punya tujuan dan cita-cita dibawah sana, maka kami pun pergi untuk pulang.
Jalan waktu pulang yang paling seru menurut saya, karena jalannya itu penuh dengan pasir. Jadi jalannya tidak cape karena seperti main skating, jalannya licin. Ini menjadi pengalam tersendiri, di bumbui dengan canda tawa. Perjalanan pulang pun semakin mengasikan. Dikaki gunung adalah akhir dari jalan berpasir, kami pun tidak bisa berselancar lagi. Kami sejenak istirahat di kai gunung karena disana ada curug. Air yang bening dan bersih kami jadikan tempat bersih-bersih badan yang kotor kena debu. Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalan pulang. Seperti biasa pulangnya naik truck.
Perjalanan yang sangat melelahkan namun banyak hikmah dan pengalaman yang membuat kami sadar akan ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan tiada tandingannya. Banyak pelajaran yang saya ambil dari perjalanan tersebut. Mudah-mudahan bisa berpetualang ke tempat lainnya di belahan dunia ini. Amin!.
Awal perjalanan di mulai dari cipanas, dari sana naik mobil truck pengangkut pasir sampai kaki gunung. Diperjalanan siguhi dengan pemandangan yang eksotik dengan alam yang gersang. Saya salut kepada sopir truck, jalan off road menggunakan truck. Hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi saya dan kawan-kawan. Akhirnya truck itu berhenti dan kami pun turun untuk melanjutkan perjalanan. Baru jalan kaki sebentar saja sudah lelah bercucuran keringat, dikarenakan tanah yang gersang dan panasnya terik matahari. Belum jauh kami berjalan kaki ternyata ada truck lagi yang ke atas, akhirnya tidak jalan kaki lagi. Tapi tidak lama kemudian sampai juga di akhir tempat pertambangan pasir, setelah dimanja oleh truck pengangkut pasir, mau tidak mau kami harus melanjutkaan perjalanan dengan berjalan kaki.
Perjalan menuju puncak dengan cuaca yang sangat cerah membuat semangat tinggi walaupun panasnya terik matahari dan debu pasir menggoda semangat. Kami melakukan perjalanan tidak mengikuti jalur semestinya, karena kami menganggap itu terlalu jauh. Ke unikan di Gunung Guntur ini yaitu di punggung gunung ini bukan di penuhi dengan pepohonan besar tapi dipenuhi dengan rumput ilalang yang tinggi-tinggi dan kering, makanya Gunung Guntur kalau di lihat dari jauh seperti gurun pasir. Untuk teman-teman yang mau mendaki Gunung Guntur saya rekomendasikan untuk memakai masker dan baju panjang. Soalnya rumput ilalang yang berdebu dan tajam bisa melukai kulit. Tanda semakin dekat dengan puncak yaitu dengan tanda rumput ilalangnya yang semakin pendek dan jarang. Akhirnya kami bisa melewati jalan yang terjal dan licin itu memakan waktu kurang lebih 7 jam untuk bisa membuat camp, berangkat jam 3 sore sampai jam 10an malam. Perjalan yang panjang pun tidak terasa karena diperjalanan kami selalu bercandaDipuncak ternyata kami tidak sendirian tapi ada grup lain. Kami tidak langsung istirahat tapi bergegas membuat tenda dan api ungun, setelah itu baru makan dan tidur. Saya bersama dua kawan saya kebagian jaga malam sip pertama jadi begadang dulu sambil menikmati malam di gunung Guntur disuguhi dengan bulan purnama yang merah. Oh iya, tanah yang dijadikan camp saya itu sangat hangat, tidak perlu pake jaket tebal. Mungkin panas bumi karena Gunung Guntur ini termasuk gunung berapi.
Karena kami tidak ngcamp di puncak, jadi jam 5 pagi kami pergi ke puncak yang tidak jauh dari tempat camp. Waahhh!!.. Keindahan mentari pagi dan putihnya awan mengobati rasa lelah, tak lupa juga dokumentasi buat kenang-kenangan. Bahkan kamera pun tidak bisa mewakili keindahan pemandangan alam di Gunung Guntur. Ceritanya belum sampai disini, ternyata dibalik puncak ada puncak lagi dan ada puncak lagi sampai 5 puncak. Kami pun penasaran dengan puncaknya yang banyak, maka kami lanjut lagi perjalanannya. Perjalanan kami menuju puncak selanjutnya terbilang nekad juga karena cuman membawa air setengah botol yang isinya 1 liter. Mau balik lagi ke tenda jauh, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tapi salah seorang dianatra kami ada yang tidak ikut. Jadi kami pergi 4 orang.
Ternyata yang mendaki puncak selanjutnya bukan cuma kami tapi ada grup lain, mereka berjumlah 3 orang, jadi semuanya 7 orang bersama kami. Sapa menyapa dan obrolan ringan menjadi teman diperjalan kami. Semakin menuju puncak selanjutnya semakin indah pemandangannya. Dan akhinya kami bisa mendaki semua puncak. Sepanjang jalan saya takjub dengan ke indahan alam Gunung Guntur. Maka tidak salah ada kata-kata "Salah satu cara terbaik untuk mengenal Tuhan adalah mengenal alam". Meski masih ingin berlama-lama di puncak tapi kami punya tujuan dan cita-cita dibawah sana, maka kami pun pergi untuk pulang.
Jalan waktu pulang yang paling seru menurut saya, karena jalannya itu penuh dengan pasir. Jadi jalannya tidak cape karena seperti main skating, jalannya licin. Ini menjadi pengalam tersendiri, di bumbui dengan canda tawa. Perjalanan pulang pun semakin mengasikan. Dikaki gunung adalah akhir dari jalan berpasir, kami pun tidak bisa berselancar lagi. Kami sejenak istirahat di kai gunung karena disana ada curug. Air yang bening dan bersih kami jadikan tempat bersih-bersih badan yang kotor kena debu. Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalan pulang. Seperti biasa pulangnya naik truck.
Perjalanan yang sangat melelahkan namun banyak hikmah dan pengalaman yang membuat kami sadar akan ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan tiada tandingannya. Banyak pelajaran yang saya ambil dari perjalanan tersebut. Mudah-mudahan bisa berpetualang ke tempat lainnya di belahan dunia ini. Amin!.
amazing barliiiiiii ...
BalasHapus:D
anjis keren euy, ngajak atuh euy da wawuh hahahaha :D
BalasHapus