6.13.2011

Hati adalah Pusat Pandangan, Pemahaman, dan Ingatan

Hilangkan rasa takut tersesat didalam menempuh jalan ruhani, bekal kita adalah
tauhid, lambungkan jiwa melayang menuju Allah, dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati, jangan menghadap dengan
konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing dan tegang.

Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung. Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.

Jangan hiraukan kebisingan pikiran, usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang, sampai datang ketenangan
dan hening serta rasa tenteram didalam
kalbu, kalau anda mengalami pusing dan
penat, berarti cara berdzikirnya
menggunakan kosentrasi fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa/
hati.

Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati
dan dimudahkan menempuh jalan menuju
makrifat.
Biasanya kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam berkomunikasi dengan Allah, mula-mula hati menjadi sangat terang, mudah sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya kita tidak kuasa membendung air mata.
Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing. Perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya menjadi lembut.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik
turun. Diambil dari latar belakangnya hati
mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab
hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.

Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada
manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati,
dan wahyu maupun ilham diturun-kan kedalam
hati para Nabi maupun wali-Nya.
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa
kepada-Nya lah kamu sekalian akan
dikumpulkan" (QS 8: 24)

"(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati
nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan
wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)

Hati adalah pusat pandangan, pemahaman, dan ingatan. Dengan bertasawwuf yang merupakan suatu kekuatan batin untuk mempertebal iman, tauhid, ladang amal, pembersih jiwa, serta untuk memperkuat Ihsan suatu cara untuk lebih mengenal Allah dan mencari keridloan-Nya semata maka secara otomatis akan meningkatkan akhlakul kariimah (Akhlak yang Mulia).

Menurut Prof. DR. Hamka bahwa: "Tasawuf Islam telah timbul sejak timbulnya Agama Islam itu sendiri. Bertumbuh di dalam jiwa pendiri Islam itu sendiri yaitu Nabi Muhammad Saw. Disauk airnya dari Qur'an
sendiri".




Sumber : Sufiway

0 komentar:

Posting Komentar


Contac me : 0857-9-3434-637